SISTEM ANALISIS ADMINISTRASI
“ORGANISASI SEBAGAI SISTEM”
Disusun
Oleh :
1. Basariyatul
Khusnah 12402241014
2. Irma
Rohmi Wahyunita 12402241024
3. Azalia
Harumi 12402241029
4. Reny
Vita Fatika 12402241031
5. Nur
Arifah Margiyanti 12402241037
6. Istri
Agustini 12402241047
KELAS A
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Sistem Analisis Administrasi (SAA) dengan baik. Tugas ini
dirancang untuk membantu siswa dalam mempelajari mata kuliah SAA dengan tema
“Organisasi Sebagai Sistem”, dimana tugas ini kami sajikan dalam bentuk laporan
atau ringkasan yang memuat berbagai materi tentang tema tersebut.
Dalam kesempatan ini
perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bantuan, dan saran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada:
1. Tuhan
Yang Maha Esa
2.
Bapak Prof. Dr. Muhyadi selaku dosen
pengampu mata kuliah Sistem Analisis Administrasi(SAA) yang telah memberikan
bimbingan.
3.
Teman-teman seperjuangan dan semua pihak
yang telah membantu kami dalam pelaksanaan serta penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna hal ini karena
keterbatasan waktu dan kesibukan kami sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, kami
senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan
laporan ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Yogyakarta,
08Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER ................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan
............................................................................................................ 1
BAB
II ISI
A. Organisasi
...................................................................................................... 2
B. Tingkatan
Organisasi ..................................................................................... 3
C. Implikasi
Teori Sistem bagi Organisasi ......................................................... 4
D. Sebuah
Gambaran Diagramatik tentang Sebuah Sistem ............................... 4
E. Keterangan
tentang Macam-macam Istilah Sistem ....................................... 5
F. Sibernetika
(Cybernetics) dan Pemikiran Sistemik ....................................... 9
G. Ciri-ciri
Teori Modern dalam Bidang Organisasi dan Manajemen ................ 11
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................................... 15
B. Referensi
....................................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap kegiatan
administrasi pasti diperlukan organisasi untuk mengkoordinasi kegiatannya agar
mencapai tujuan. Di kegiatan organisasi tersebut memiliki serangkaian sistem
yang tidak dapat dipisah-pisah dalam pencapaian tujuan.
Organisasi
sendiri memiliki 2 pengertian yaitu pengertian luas dan pengertian sempit.
Secara sempit yaitu organisasi sebagai
wadah kegiatan beradministrasi. Sedangkan dalam arti luas organisasi diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dengan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam mencapai
tujuan itu organisasi memiliki berbagai sistem. Sistem tersebut harus
sistematis dan satu sama lain saling berhubungan agar berjalan dengan baik.
Sehingga dalam makalah ini dibahas organisasi sebagai sistem. Dimana organisasi
dapat mencapai tujuan jika terdapat sistem yang sistematis dan berjalan dengan
baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan organisasi?
2. Bagaimana
tingkatan organisasi itu?
3. Bagaimana
implikasi sistem bagi organisasi?
4. Bagaimana
gambaran diagramatik dalam sebuah sistem?
5. Apa
keterangan tentang macam-macam istilah sistem?
6. Apa
sinetika dan pemikiran sistemik itu?
7. Apa
ciri-ciri teori modern dalam bidang organisasi dan manajemen?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan organisasi.
2. Mengetahui
tingkat organisasi.
3. Mengetahui
implikasi sistem bagi organisasi.
4. Mengetahui
gambaran diagramatik dalam sebuah sistem.
5. Mengetahui
keterangan tentang macam-macam istilah sistem.
6. Mengetahui
sinetika dan pemikiran sistemik.
7. Mengetahui
ciri-ciri teori modern dalam bidang organisasi dan manajemen.
BAB II
ISI
A.
Organisasi
Ada
beberapa definisi tentang organisasi, antara lain:
1.
“...Organisasi dicirikan oleh perilaku
yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Organisasi mencapai tujuan dan
sasaran secara lebih efisien dan efektif melalui kegiatan terpadu sejumlah
individu dan kelompok.” (Gibson, Ivancevich, donnell Jr., 1985)
2.
“...Organisasi... merupakan sebuah
kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang berfungsi pada sebuah landasan yang relatif kontinou guna mencapai
tujuan bersama atau kelompok tujuan.” (Robbins, 1991)
3.
“... Istilah organisasi mempunyai dua
macam arti umum. Pertama, berkaitan dengan sebuah lembaga atau kelompok
fungsional, misalnya kita menghubungkannya dengan sebuah bisnis, rumah sakit,
badan pemerintah, sebagai sebuah organisasi. Kedua, ia berhubungan dengan
proses pengorganisasian (organizing), yakni cara pekerjaan diatur dan dialokasi
antara anggota-anggota organisasi yang bersangkutan sehingga tujuan organisasi
tersebut dapat dicapai secara efisien.” (Stones, Wankel, 1978).
Definisi
yang berlandaskan lima macam fakta disajikan oleh Herbert G. Hick dalam bukunya
The Management of Organizations: A Systems and Human Resources Approach, yaitu:
1.
Sebuah organisasi senantiasa mencakupp orang-orang.
2.
Orang-orang tersebut terlibat satu sama
lain dengan satu atau lain cara maksudnya mereka berinteraksi.
3.
Interaksi demikian senantiasa dapat
diatur ata diterangkan berdasarkan struktur tertentu.
4.
Masing-masing
orang di dalam organisasi tersebut memiliki sasaran pribadi yang beberapa di
antaranya merupakan alasan bagi kegiatan bertindak mereka. Mereka berekspektasi
bahwa keikutsertaan di dalam organisasi yang bersangkutan akan membantu mereka
mencapai sasaran mereka.
5.
Interaksi tersebut juga dapat membantu
mencapai sasaran bersama yang sebanding yang mungkin berbeda, tetapi tetap
berhubungan dengna sasaran pribadi mereka. (Hicks, 1972)
Dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu entitas yang terdiri dari sejumlah
individu yang membentuk kelompok yang merupakan suatu keseluruhan yang saling
mempengaruhi guna melaksanakan pencapaian sasaran pribadi mereka, sasran
kelompok, dan sasaran entitas yang kita namakan organisasi.”(Winardi: 2005)
B.
Tingkatan
Organisasi
Menurut
Herbrrt G. Hicks dan Ray Gullett, ada sejumlah tingkatan organisasi, yaitu:
No
|
Tingkat
Sistem
|
Deskripsi
atau Ciri-ciri
|
Contoh
|
1
|
Interaksi
elemental
|
Fundamental
|
Pemikiran
reaksi-reaksi kimia
|
2
|
Stuktur
statis
|
Model
normatif atau deskriptif tentang hal-hal tertentu kejadian dan konsep
|
Peta
jalan
Peta
kerja standar
|
3
|
Dinamis
sederhana
|
Gerakan
yang dipredeterminasi, atau yang diperlukan
|
Jam
Prosedur
kerja standar
|
4
|
Sibernetika
|
Memiliki
kemampuan untuk memodifikasi diri sendiri, atau mencari atau mempertahankan
kondisi tertentu
|
Sistem
pemanasan dengan kontrol termostatik
Manajemen
yang menggunakan sistem pengawasan biaya standar
|
5
|
Terbuka
sederhana
|
Alat
yang dapat mempertahankan diri sendiri sederhana, dengan kemampuan untuk
mereproduksi dan kemampuan menerima input, mentransformasi input tersebut,
dan memproduksi output.
|
Babteri
Sel-sel
tubuh
|
6
|
Sosietal-genetik
|
Pembagian
dan spesialisasi kerja antara sel-sel; masing-masing bagian atau agregasi sel
saling tergantung satu sama lain
|
Tanaman-tanaman
botanikal
|
7
|
Hewan
|
Memiliki
refleksivitas sendiri, referensi waktu, adaptabilitas, pengendalian
lingkungan hingga tingkat terterntu, pembuatan perealatan, bahasa dan warisan
kultural
|
Kucing
Anjing
Kuda
Sapi
|
8
|
Manusia
|
Inteligensi,
kemampuan untuk merefleksi diri, referensi waktu, adaptabilitas,
pengendialian lingkungan hingga tingkat tertentu, kemampuan untuk memguat
alat-alat, bahasa, dan warisan kultural
|
Manusia
|
9
|
Organisasi
manusia
|
Organisasi
yang terdiri dari dua orang atau lebih
|
Korporasi
Klub
sosial
Tim-tim
atletik
|
10
|
Transendental
|
Upaya
untuk mencapai pengetahuan akhir yang mungkin bersifat ilusif,
kebenaran-kebenaran dan estetika
|
Kelompok
religius
|
Gambar 1. Menunjukkan adanya
sejumlah tingkatan organisasi
C.
Implikasi
Teori Sistem Bagi Organisasi
Asas
teori sistem (GST) secara simplisit dapat kita hubungkan dengan organisasi.
Dalam proses mengonseptual tujuan, struktur tugas, mekanisme pengaturan,
lingkungan, interdependensi komponen, batas-batas, input dan transformasi input
menjadi output, semuanya akan mendapatkan arti yang lebih bermakna.
Ada
sejumlah manfaat potensi bagi para manajer organisasi apabila mereka menerapkan
pemikiran sistem. Adapun manfaatnya sebagai berikut.
1. Pemikirn
sistem membebaskan sang menejer daei kewajiban memandang tugasnya dari sudut
pandang fungsional sempit, dan memaksanya mengidentifikasi subsistem-subsistem
lain yang merupakan input atau output bagi sistemnya.
2. Pemikiran
sistem memungkinkan sang manajer memeandang tujannya sebagai hal yang berkaitan
dengan kelompok tujuan yang lebih besar dari organisasi.
3. Pemikiran
sistem memungkinkan organisasi yang bersangkutan untuk menstruktur subsistem
dengan cara yang konsisten dengan tujuan-tujuan subsistem.
4. Pandangan
sistem denga model pencapaian tujuannya, memungkinkan orang melakukan evaluasi
tentang efektivitas keorganisasian dan subsistem yang ada. Pengukuran pada
model ini diakukan berdasarkan sasaran-sasaran spesifik yang digariskan.
D.
Sebuah
Gambaran Diagramatik Tentang Sebuah Sistem
Gambar
(dilampirkan di lampiran 1) disajikan oleh Schoderbek et.al., dalam buku yang
berjudul Management Systems.
(Schoderbek, Kefalas, Schoderbek, 1975). Hal-hal yang harus diperhatikan pada
gambar diagramatik tersebut, adalah:
1.
Input
ke dalam sebuah sistem merupakan output sistem lain dan bahwa output sistem
tersebut menjadi input bagi sistem lain.
2.
Garis yang membatasi sistem yang
bersangkutan dengan lingkungannya (maksudnya batas sistem yang bersangkutan)
digambarkan dengan garis terputus-putus. Ada dua macam alasan berikut ini
mengapa hal tersebut dilakukan :
a. Garis
demikian menunjukkan bahwa terjadi pertukaran energi dan atau informasi secara
kontinu antara sistem terbuka yang bersangkutan dengan lingkungannya. Jenis batas
demikian melaksanakan tugas sama seperti halnya membran sel, ia menghubungkan
bagian eksterior dengan bagian interior;
b. Garis
terputus-putus menunjukkan bahwa posisi aktual batas-batas sistem yang
bersangkutan kurang lebih bersifat arbitrer, dideterminasi oleh sang desainer
sistem, peneliti sistem atau pengamat struktus sistem tersebut. Secara
tentatif, diterapkannya sebuah batas, kemudian dipelajarinya apa yang terjadi
di dalam sistem yang bersangkutan, dan berdasarkannya menyesuaikan kembali
batas-batas yang ada
3.
Dalam gambaran diagramatikal sesuatu
sistem, komponen kontrol yang biasanya diposisikan di atas output atau kotak
proses dalam diagram-diagram konvensional ditiadakan. Justru fungsi kontrol
telah diinkorporasi pada komponen feedback
karena alasan-alasan yang kelak menjadi lebih jelas bagi kita apabila kita
lebih memperdalam pengetahuan kita tentang “ilmu tentang kontrol dan komunikasi
(maksudnya sibernetika).
Pada akhirnya perlu diingatkan bahwa garis-garis
yang menghubungkan paramater-parameter, baik sistem yang bersangkutan satu sama
lain maupun sistem tersebut dengan lingkungannya, menunjukkan hubungan sistem (system relationships).
E.
Keterangan
Tentang Macam-Macam Istilah Sistem
1. Sistem
Istilah
sistem telah dipinjam oleh para ilmuwan sosial dari ilmu-ilmu eksaktra,
terutama dari bidang fisika yang mempersoalkan zat, energi, gerakan, dan
kekuatan. Semua konsep tersebut dapat diukur secara eksak, dan mereka mengikuti
hukum hukum tertentu. Devinisi berikut tentang sebuah sistem berupa definisi
verbal, dan operasional, dan walaupun tidak bersifat matematis, tetap tepat dan
inklusif seperti definis sang ilmuwan eksakta. Definisi tersebut adalah
“...Sebuah
sistem didefinisikan sebagai (1) sebuah himpunan (aset) ,(2) objek-objek, (3)
bersama-sama dengan hubunga-hubungan, (4) antara objek-objek tersebut dan
antara sifat-sifat mereka, (5) yang berkaitan satu sama lain dan dengan
lingkungan mereka, (6) hingga terbentuk suatu keseluruhan.”
Definisi
yang dikemukakan bersifat dualistik, yaitu :
a. Ia
cukup ekstensif sehingga memungkinkan adanya penerapan secara luas
b. Pada
saat yang bersamaan, ia cukup intensif sehingga dapat mencaku
c. p
semua elemen yang diperlukan untuk pendektesian dan pengidentifikasian sesuatu
sistem.
2. Pengertian
Himpunan (Set)
Set adalah suatu kumpulan atau
himpunan elemen atau objek yang dirumuskan dengan baik dalam kerangka tertentu
uraian. Hal tersebut berarti bahwa dimungkinkan tanpa ragu-ragu untuk
menyatakan apakah objek atau simbol tertentu tergolong pada kumpulan yang
sedang dipersoalkan.
3. Objek
Objek adalah elemen suatu sistem.
Dipandang dari sudut pandang statis, objek suatu sitem adalah bagian-bagian
yang membentuk sistem yang bersangkutan. Akan tetapi, dipandang dari sudut
pandang fungsioal, objek suatu sistem adalah fungsi dasar yang dilaksanakan
oleh bagian-bagian sistem yang bersangkutan.
4. Input
(Masukan)
Input yang masuk kedalam suatu
sistem dapat berupa benda-benda (zat) energi, manusia, atau hanya sekedar
informasi. Input merupakan kekuatan yang bersifat awal yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sistem yang bersangkutan. Input dapat berkisar sekitar
bahan mentah yang digunakan didalam proses produksi, sampai tugas khusus yang
dilaksanakan orang. Input diklasifikasi menjadi tiga yaitu :
a. Input
Seri (Serial Inputs)
Sebuah input seri merupakan hasil
dari sistem sebelumnya dengan sistem fokal yang bersangkutan (sistem yang
sedang dipersoalkan ) langsung berhubungan. Input seri (serial or in-line inputs) kadang –kadang disebut direct coupling or hooked-in inputs.
Sebuah organisasi produksi dapat dikonseptualisasikan sebagai sebuah sistem
transformasi yang mengonversi tiga macam faktor produksi dasar (manusia,
bahan-bahan, dan uang) hingga menjadi produk-produk yang dapat dipasarkan.
b. Input
Potensial (Probable Inputs)
Bentuk input kedua dikenal sebagai
input potensial (probable inputs). Probable inputs merupakan input
potensial bagi sesuatu sistem. Sistem fokal harus mendeterminisi diantara
output sistem alternatif atau subsistam yang ada, yang mana yang mempunyai
kemungkinan untuk dipilih sebagai input bagi sistem fokal yang bersangkutan.
c. Input
Umpan Balik (Feedback Inputs)
Input jenis ketiga merupakan suatu
reintroduksi sebagian output sesuatu sistem, sebagai input bagi sistem yang
sama. Jenis input ini memiliki nama yang sangat deskriptif, yaitu umpan balik (feedback).
5. Proses
Proses adalah kegiatan yang
mentransformasi input menjadi output. Kombinasi input yang berbeda-beda, atau
dalam urutan yang berbeda-beda dapat menyebabkan timbulnya keadaan output yang
berbeda-beda. Sebuah proses dapat berupa sebuah perakitan yang bermacam
inputnya, ditransformasikan menjadi satu macam output atau dapat berupa
kegiatan.
6. Output
(Keluaraan)
Output merupakan hasil operasi
proses, atau tujuan agar sitem tersebut bereksistensi. Ada tiga macam kategori
ouput suatu sistem yaitu :
a. Kategori
pertama meliputi output yang dikonsumsi secara langsung oleh sistem lain
b. Kategoti
kedua output adalah bagian dari output yang dikonsumsi oleh sistem yang sama,
pada siklus produksi berikutnya
c. Kategori
ketiga output, terdiri dari bagian dari output total yang dikonsumsi bukan oleh
sistem-sistem lain, maupun oleh sistem yang bersangkutan, tetapi dibuang
sebagai bahan buatan (waste) yang
memasuki sistem ekologi sebagai sebuah input.
7. Hubungan
Hubungan merupakan ikatan yang
mengaitkan objek-objek yang ada. Ada tiga macam kategori hubungan yaitu :
a.
Hubungan Simbiotik
Sebuah
hubungan simbiotik adalah hubungan penjelasan sistem-sitem yang terkoneksi,
tidak dapat melanjutkan upaya berfungsi secara tersendiri. Pada kasus-kasus
tertentu, hubungan simbiotik bersifat unipolar,
yaitu menuju kearah tertentu, dalam situasi lain hubungan yang terjadi bersifat
bipolar.
b. Hubungan
Sinergistik
Sinergi berarti “Kegiatan yang
terkombinasi (combined action). Akan
tetapi dalam pengertian sistem, istilah tersebut memiliki arti yang lebih
daripada hanya sekedar upaya kooperatif. Hubunga sinergistik, adalah hubungan
kegiatan kooperatif subsistem-subsistem semi independen yang bersama-sama
menghasilkan output total yang lebih
besar dibandingkan dengan jumlah output, mereka masing-masing disatukan secara
independen.
c. Hubungan
yang Berlebihan (Redundant Relationships)
Hubungan yang berlebihan (redudant relationships) adalah hubungan
yang menduplikasi hubungan lain, alasannya adalah rehabilitas. Hubungan yang
berlebihan memperbesar kemungkinan bahwa sistem tertentu akan beroperasi sesuai
dengan rencana desainnya.
8. Konsep
Kotak Hitam (The Black Box Concept)
Istilah kotak hitam digunakan orang
untuk menanyatakan bahwa isi dari kesatuan transformasi tidak diketahui,
maksudnya ia dianggap sebagai sebuah kotak hitam. Hal tersebut merupakan sebuah
alat yang berguna untuk melaksanakan apa yang dinamakan analisis hasil akhir
(output) sesuatu sistem yang mempersoalkan pertanyaan umum, yaitu apa yang
dapat kita ekspeksi sebagai hasil (output) apabila tindakan –tindakan tertentu
dilaksanakan (input) dalam upaya menjalankan sesuatu tugas.
9. persoalan
lingkungan
Setiap sistem memiliki sesuatu yang
bersifat internal dan eksternal. Yang bersifat eksternal bagi sistem tertentu
dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan bukan dengan sistem tersendiri.
10. operasi
dan lingkungan
Operasi
bisnis dan organisasi lainyna memerlukan sumberdaya manajeriyal dan sumber daya
lainnya untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
atau organisasi yang bersangkutan. Model berikut dari Herbet G. Hick/C. Ray
Gullet, Modern Business Management
1984 menggambarkan sumber daya, aktivitas dan output sesuatu organisasi bisnis
: Sumber daya Kegiatan Hasil.
Organisasi dan lingkungan bersifat
independen. Organisasi tergantung pada lingkungannya untuk mencapai sumber daya
dan peluang yang diperlukan untuk eksistensinya. Disamping itu, lingkungan
medeterminasi batas-batas aktivitas suatu organisasi didalamnya.
Faktor-faktor lingkungan dapat
mempengaruhi suatu organisasi dengan dua macam cara :
a. lingkungan
dapat menetapkan kendala-kendala (limit)
b. Lingkungan
menyediakan peluang dan tantangan
Faktor lingkungan juga menyediakan
peluang dan tantangan. Lingkungan, misalnya menyediakan pasar untuk produk
baru, yang mungkin saja sangat berhasil penjualnya. Setiap organisasi dapat
bereaksi terhadap lingkungannya dengan dua macam cara yaitu :
a.
Ia dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
b.
Bila ada kemungkinan, ia dapat mengubah
(mempengaruhi) lingkungannya
Setiap organisasi yang sehat,
mengenal sasaran-sasaran dan juga mengetahui faktor lingkungan apa saja yang
mempengaruhi dalam upayanya mencapai sasaran tersebut, menghadapinya secara
realistis. Tujuannya berupa antar hubungan sehat antara organisasi dan lingkungan
dalam rangka mencapai keuntungan bersama.
F.
Sibernetika
(Cybernetics) dan Pemikiran Sistem
1. Pengantar
Sejarah
teori tentang organisasi dan manajemen ada tiga macam aliran teori yakni aliran
teori klasik, aliran teori neo-klasik dan aliran teori modern. Sementara itu,
ada tiga macam aliran pemikiran klasik, yakni birokrasi, teori administrasif,
dan manajemen ilmiah. Pandangan klasik tentang organisasi dan manusia
memusatkan perhatian pada struktur, keteraturan, organisasi formal, ekonomi,
dan rasionalitas objektif. Teori klasik menekankan pada “manusia ekonomi” dan
motivasinya.
Aliran
neo-klasik juga juga dinamakan sebagai gerakan hubungan antar manusia.
Pandangan teori neo-klasik menitikberatkan pada faktor-faktor sosial dalam
bidang pekerjaan (organisasi formal) dan persoalan emosi. Asumsi dasar teori
neo-klasik adalah perlu ditekankannya aspek-aspek psikologi dan sosial pekerja
sebagai seorang individu dan kelompok kerjannya. Definisi organisasi menurut
teori neo-klasik yaitu “sebuah organisasi merupakan sekelompok orang yang
memiliki sasaran bersama.” (Hicks, Gullett,1981).
Pada
1910-1920 studi tentang faktor-faktor keorganisasian manusia dimulai yang
mempersoalkan masalah keletihan, monotoni, dan perasaan bosan yang dialami oleh
para pekerja di tempat kerja. Hugo Munsterberg mulai mengembangkan psikologi
industrial. Ia mengembangkan tes-tes yang berupaya untuk menyesuaikan ciri-ciri
fisik dan mental individual dengan tuntutan pekerjaan. Perkembangan teori
neo-klasik, selanjutnya tahun 1924-1932 Hawthorne melakukan eksperimen dengan
sasaran tiga elemen yaitu perasaan dan penyesuaian individu, penerimaan
sosialnya kedalam kelompok kerja, dan partisipasinya dalam pengambilan
keputusan.
2. Perkembangan
Teori Modern tentang Organisasi (Analisis Sistem tentang Organisasi)
Teori
modern memerhatikan semua elemen yaitu seluruh organisasi maupun bagian-bagian
komponennya. Sebuah definisi teori modern tentang sebuah organisasi diberikan
olehHerbert G. Hicks yang menyatakan bahwa “Sebuah organisasi merupakan sebuah
proses terstruktur, dimana para individu-individu berinteraksi dalam upaya
mereka mencapai sasaran”.
Teori-teori
modern tentang organisasi dan manajemen telah dikembangkan terutama sejak tahun
1950, sejumlah tokoh yang menyumbangkan pemikiran tentang organisasi dan
manajemen, yaitu:
a. Alfred
Korzybski, menitikberatkan sifat realitas yang dinamis yang berupa proses.
Pendekatanya dinamakan General Semantics,
membahas mengenai tindakan mengabstraksi, menginferensi, infleksibilitas
bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata dan pentingnya persepsi.
b. Mary
Parker Follett, meneliti psikologi hubungan dalam organisasi bisnis yang
mengintegrasi kepentingan individu dan organisasi. Ditekankan olehnya pandangan
bahw asetiap ornag bernilai sebagai seorang individu, sebagai bagian dari suatu
kelompok, dan sebagai bagian dari masyarakat.
c. Chester
I. Barnard, pada tahun 1938 menerbitkan buku berjudul “The Functions of The Executive”. Menurut pendapatnya, sebuah
organisasi sebagai sebuah sistem sosial dinamis, dengan interaksi-interaksi
kooperatif guna memenuhi kebutuhan individual.
d. Norbert
Wiener, menerbitkan karya berjudul “Republic”.
Norbert Wiener merumuskan sibernetika, berasal dari bahasa Yunani kuno “Kybernetike” yang berarti seni mengemudi
“The Art of Steersmanship” yang
berarti mengemudikan sebuah kapal (harafiah) atau mengemudi kapal negara
(metaforistik) maksudnya seni melaksanakan pemerintah. Wiener memberikan
gambaran jelas tentang organisasi sebagai sebuah sistem, terdiri dari input, proses, output, feedback, dan lingkungan. Menurut Wiener,
sebuah sistem adaptif (termasuk sebuah organisasi) tergantung pada pengukuran
dan koreksi melalui feeedback dan
informasi.
Gambag model konsep organisasi sebagai sebuah
sistem adaptif menurut Wiener, dapat dilihat di lampiran 2.
Operations
Researchersdiawali dalam suatu konteks militer di Inggris
lalu ke Amerika Serikat pada tahun 1940. Operations
Researchersmenggunakan pendekatan multidisipliner yaitu pendekatan sistem
yang memusatkan perhatian pada obtimasi menyeluruh dari seluruh sistem bukan
bagian-bagian. Ludwig bVon Bertalanffy (ahli biologi) mengembang teori sistem
umum sebagai landasan falsafah teori modern. Teorinya menyatakan bahwa “sebuah
sistem dipandang sebagai suatu kelompok yang terdiri dari bagian-bagian yang
berintegrasi. Hal ini juga mencirikan sebuah organisasi dalam arti pandangan
modern”. Maka organisasi merupakan sebuah sistem.
G.
Ciri-ciri
Teori Modern Dalam Bidang Organisasi dan Manajemen
1. Pandangan
sistem
Teori modern memandang
sebuah organisasi sebagai sebuah sistem yang terdiri dari lima bagian dasar:
a. Masukan
(input)
b. Proses
(process)
c. Keluaran
(output)
d. Umpan
balik (feedback)
e. Lingkungan
environment)
Teori
sistem umum mencakup segala macam jenis sistem baik yang bersifat biologis,
fisik dan behavioral. Ide-ide tentang kintrol, struktur, tujuan, proses operasi
sistem dari teori sistem umum, sibernetika dan bidang-bidang yang berkaitan
dengannya penting dalam bidang teori modern.
2. Dinamis
Titik berat pada teori
modern adalah pada proses interaksi dinamis, yang terjadi di alam struktur
suatu organisasi. Hal tersebut berbeda sekali dengan pandangan kllasik, yang
lebih menekan struktur statis. Perlu diingat, bahwa teori dinamis modern, tidak
menggantikan struktur ia hanya sekedar menambahkan penekanan atas proses
interaksi yang terjadi di dalam struktur.
3. Multilevel
dan multidimensional
Teori modern
mempertimbangkan setiap tingkatan sesuatu organisasi. Ia dapat dikatakan
sebagai sebuah pendekatan mikro maupun pendekatan makro. Sesungguhnya sesuatu
organisasi yang sedang kita pelajari katakanlah sebuah perusahaan, perlu
dipandang dari sudut mikro maupun makro. Ia bersifat makro didalam kerangka
kerja industrial sesuatu negara, sedangkan ia bersifat makro sehubungan dengan
unit-unit internalnya. Seorang teoretikus modern segera dapat meloncat dari
tingkat analisis yang satu ke tingkat analisis lain. Ia menyadari pentingnya
bagian-bagian, dan dapat pula mempertimbangkan gestalt, atau keseluruhan. Ia
juga mengetahui bahwa organisasi berinteraksi dalam sejumlah besar dimensi pada
setiap tingkatan.
Seorang teoretikus
modern mengetahui bahwa organisasi memiliki efek-efek sinergistik jadi,
variabel bagi suatu organisasi mungkin berbeda sama sekali dibandingkan dengan
variabel unit-unitnya yang merupakan komponen. Teori modern mementingkan pula
masalah suboptimasi. Maksudnya adalah bahwa sebuah kekuatan yang berupaya untuk
mencapai sasaran-sasarannya, mungkin sekali tidak memberikan kontribusi
maksimum kepada organisasi lebih besar, sebagaimana bagian komponen. Teori
modern mencari suatu keseluruhan yang terintegrasi dari organisasi setiap
tingkatan.
4. Multimotivasi
Seperti halnya teori klasik, teori
modern mengakui bahwa sesuatu tindakan mungkin dimotivasi oleh aneka macam keinginan.
Secara lebih lulus dapat dikatakan bahwa pada teori modern, organisasi diasumsi
ada, karena para partisipan mereka mengekspektasi untuk mencapai
sasaran-sasaran tertentu, dengan bantuan organisasi tersebut. Akan tetapi,
teori modern tidak mengamsusi bahwa semua sasaran dapat dikembalikan kepada
sebuah sasaran tunggal, misalnya laba. Disinilah terlihat perbedaan pandangan
teori modern dengan teori klasik.
5. Probabilistik
Teori klasik seperti
ditunjukkan oleh asas-asas manajemen bersifat pasti. Maksudnya adalah bahwa
dengan jalan mengikuti prinsip-prinsip manajemen, hal tersebut akan memperbaiki
kinerja keorganisasian. Akan tetapi, sebaliknya teori modern bersifat
probabilistik. Pernyataan-pernyataan dalam teori modern cenderung dinyatakan dengan
istilah misalnya “mungkin”, “pada umumnya” dan “biasanya” karena teori modern
mengetahui adanya demikian banyak variabel sehingga hanya beberapa pernyataan
prediktif dapat dikemukakan dengan kepastian.
6. Multidisipliner
Teori modern tentang
organisasi dan manajemen bersifat multidisipliner. Hal itu dikarenakan teori
tersebut menggunakan konsep dan teknik dari berbagai bidang studi. Sumbangan
banyak diperoleh melalui:
a. Sosiologi
b. Teori
administratif
c. Psikologi
d. Ilmu
ekonomi
e. Ekologi
f. Operations
research dan berbagai studi lainnya.
Teori
modern berupaya untuk mencapai suatu sintesis integratif tentang bagian-bagian
penting pada semua bidang dalam mengembangkan sebuah teori umum tentang
organisasi dan manajemen.
7. Deskriptif
Teori modern bersifat
deskriptif, teori tersebut berupaya untuk menerangkan ciri-ciri organisasi dan
manajemen. Teori-teori terdahulu sebagian bersifat normatif atau preskriptif
(seperti halnya juga prinsip manajemen tertentu). Para teoretikus modern cukup
puas untuk mencapai pemahaman tentan fenomena-fenomena keorganisasian dan
menyerahkan pilihan sasaran-sasaran dan metode-metode kepada individu.
8. Multivariabel
Teori
modern cenderung mengansumsi bahwa suatu kejadian disebabkan oleh banyak
faktor, yang interdependen dan saling berkaitan satu sama lain. Hal tersebut
bertentangan dengan tendensi teori yang lebih lama, yang mengansumsi adanya
kausasi faktor tunggal secara sederhana. Teori modern juga memahami adanya
kemungkinan bahwa faktor-faktor kaussal, sebaliknya mungkin pula dipengaruhi oleh
hal-hal yang ditimbulkan oleh nya,melalui unsur umpan balik atau feedback.
Orang memanfaatkan analisis matriks guna menerangkan dan menganalisis
interaksi-interaksi yang kompleks dan interdependensi-interdependensi berbagai
variabel.
9. Adaptif
Akhirnya dapat kita
katakan bahwa salah satu diantara ciri terpenting teori moder adalah
pandangannya tentang organisasi sebagai sebuah sistem adaptif. Maksudnya, agar
organisasi dapat bertahan (tetap mempertahankan ekstensinya) didalam lingkungan
yang mengelilinginya, organisasi yang bersangkutan harus terus-mnerus
mengadaptasi dir dengan tuntutan lingkungan yang terus-menerus berubah. Gambar 6.17 (hicks, gullett, 1981)
memperlihatkan kepada kita betapa organisasi dan lingkungannya bersifat
interdependen.
Teori modern memandang
suatu organisasi dalam arti ekologikal, sebagai sebuah sistem terbuka, yang
mengadaptasi diri melalui suatu proses feedback negatif. Penggunaan feedback
negatif sebagai sebuah mekanisme adaptif ditunjukan pada gambar 6.18 (hicks,
gullett, 1981).
Output
sesuatu organisasi merupakan input bagi lingkungan
Outout
lingkungan merupakaninput bagi sesuatu organisasi
gambar
6.17. sebuah organisasi tergantung pada lingkungannya dalam upaya mencapai
sumber daya-sumber daya yang diperlukannya. Sebaliknya, output orgaisasi
tersebut sangat diperlukan oleh lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi
adalah suatu entitas yang terdiri dari sejumlah individu yang membentuk
kelompok yang merupakan suatu keseluruhan yang saling mempengaruhi guna
melaksanakan pencapaian sasaran pribadi mereka, sasran kelompok, dan sasaran
entitas yang kita namakan organisasi. Organisasi dapat berjalan dengan baik dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan mempunyai sistem.
Sistem dari
suatu organisasi itu harus dilaksanakan dengan sistematis. Sehingga dapat
dikatakan organisasi merupakan sistem. Dimana setiap sistem memiliki fungsi dan
peran dalam menjalankan organisasi tersebut.
Dalam
organsisasi terdapat tingkatan organisasi. Tingkatan ini dapat digunakan dalam
penggunaan teori. Di dalam makalah ini dijelaskan mengenai berbagai tingkatan
organisasi, implikasi teori sistem bagi organisasi, sebuah gambaran diagramatik
tentang sebuah sistem, keterangan macam-macam isteilah sistem, sibernetika dan
pemikiran sistem, serta ciri-ciri teori modern dalam bidang organisasi dan
manajemen.
B. Referensi
Winardi,
J. 2005. Pemikiran Sistemik dalam Bidang Organisasi dan Manajemen. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar