Rabu, 05 November 2014

STRATEGI PEMBELAJARAN





BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pendidikan yang dipahami selama ini bukan sekadar proses kegiatan belajar mengajar, usaha untuk memanusiakan manusia. Pendidikan mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupan individu, meliputi perkembangan fisik, mental, watak, emosional, sosial, dan etika anak atau peserta didik. Pendidikan tidak hanya pemberian informasi dan membentuk keterampilan saja, namun meliputi usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dengan kemampuan setiap individu. Dengan demikian, dapat tercapai kepribadian dan lingkungan sosial yang menyenangkan. Selain itu, pendidikan juga merupakan sarana menyongsong masa depan, sehingga secara antisipatif mampu menjawab tantangan zaman yang selalu mengalami perubahan.
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran merupakan suatu prioritas dan menjadi sebuah inti. Sesuatu yang menjadi sebuah prioritas, tentu membutuhkan komponen subjek yang dapat menjalankannya, yaitu pendidik/guru dan peserta didik/siswa. Seorang pendidik merupakan panutan dan berperan sebagai “jembatan” antara siswa dengan materi belajar sekaligus sebagai teladan bagi peserta didik/siswanya. Peran guru tersebut tidaklah mudah, sebab tanggung jawab guru untuk menanamkan dan mengembangkan ilmu adalah tugas yang tidak mudah. Oleh karena itu, maka diperlukan berbagai usaha yang didasari sepenuhnya dan dirancang secara sistematis agar pendidikan dapat mencapai tujuan yang baik. Berbagai usaha yang mendasar dan sistematis tersebut biasa disebut dengan strategi.
Strategi dalam lingkup edukasi merupakan perencanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, strategi pembelajaran adalah prosedur dan materi yang disesuaikan dengan pembelajaran kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru agar peserta didiknya dapat belajar dan menerima pengajaran dengan efektif dan efisien. Strategi pembelajaran juga berperan dalam menggali potensi atau mengetahui minat bakat siswa, yaitu melalui metode serta pemanfaatan sumber daya kekuatan. Selain itu, penggunaan fasilitas juga diperlukan dalam meningkatan efisiensi kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, adanya strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh pendidik untuk dapat menemukan konsep yang harus dikuasai. Konsep inilah yang dapat membantu guru dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran yang terarah dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat pembelajaran?
2.      Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
3.      Apa sajakah tujuan dari strategi pembelajaran?
4.      Apa yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran?
5.      Apa sajakah prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran?
C.       Tujuan
1.         Mengetahui hakikat pembelajaran.
2.         Mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran.
3.         Mengetahui tujuan dari strategi pembelajaran.
4.         Mengetahui pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran.
5.         Mengetahui prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.       Hakikat Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada suatu tujuan. Dari kata belajar itulah kemuadian muncul kata pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran menurut UU Sisdiknas No.20/2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 20 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Gagne, instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Dari kedua definisi pembelajaran diatas terdapat suatu kesamaan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik  belajar (mengubah tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan.
B.       Strategi Pembelajaran
Dalam konteks umum strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam Konteks KBK Dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang seperangkat kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam kegiatan belajar mengajar, strategi merupakan proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan disertai penyusunan suatu cara agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dari definisi strategi dan pembelajaran diatas, dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian materi pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana mempersiapkan materi, metode apa yang akan digunakan untuk menyampaikan materi, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dalam mengembangkan strategi pembelajran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif. Beberapa hal tersebut sebagaimana dikatakan Dick & Carey, terdapat lima komponen strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyapaian informasi, partisipasi siswa, tes dan kegiatan lanjutan.
a.    Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk memerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai oleh siswa sebelumnya yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Biasanya langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
Komponen berikutnya adalah penyajian. Komponen ini merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa akan diberi pengetahuan baru. Selain pemberian pengetahuan baru, pengetahuan yang telah dimiliki siswa juga dikembangkan pada tahap ini. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan oleh guru adalah menguraikan materi pelajaran, memberika contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
Komponen ketiga dalam pembelajaran adalah penutup. Penutup merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatn pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasan materi pelajaran yang telah diberikan.
b.    Penyampaian Informasi
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, penympaian informasi yang dimaksud adalah penyampaian berupa materi pelajaran. Penyampaian materi tidak akan direspon oleh siswa secara baik tanpa diawali dengan pendahuluan yang menarik. Agar penyampian materi pelajaran dapat menarik, guru dapat melakukannya degan pendahuluan yang menarik, misalnya menanyakan kabar siswa, memancing pengetahuan siswa yang terkait dengan materi yang akan disampaikan, atau bahkan selingan humor. Guru juga dapat melakukannya dengan mengaitkan materi yang sudah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari saat itu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian materi adalah urutan penyampaian, ruang lingkup materi yang akan disampaikan, dan jenis materi. Materi yang akan diajarkan harus mempunyai keruntutan, artinya materi pelajaran yang akan disampaikan berkaitan dengan materi sebelumnya. Ruang lingup materi dan jenis materi sudah ada perencanaan sebelumnya dalam silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c.    Partisipasi Siswa
Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Prinsip ini menekankan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi siswa, sebagai berikut :
1.        Latihan dan praktik, seharusnya dilakukan setelah siswa diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
2.        Umpan Balik, setelah siswa menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang telah mereka berikan itu benar/salah, tepat/tidak, atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki.
d.    Tes
Dalam pembelajaran, tes digunakan oleh guru untuk mengetahui :
1.    Apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan
2.    Apakah pengetahuan, sikap, dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
e.    Kegiatan Lanjutan
Kegiatan lanjutan atau dikenal dengan istilah follow up, sering dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, dan/atau memberikan tugas.



C.       Tujuan Strategi Pembelajaran
Setiap penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Menurut Gagne dalam The Conditions of Learning and Theory of Instruction, tujuan strategi pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.    Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif
Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang dalam konteks ini adalah suatu konsep yang berbeda dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak dalam dunia empiris. Pengoptimalan aspek afektif akan membantu membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sikap positif dan secara motorik terampil. Ini yang diharapkan dapat dihasilkan dari penggunaan strategi pembelajran secara aktif.
b.    Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terkadang siswa bersift pasif sehingga hanya memperoleh kemampuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya, sebuah proses pembelajaran menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa akan mencari sendiri pengertian dan membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka. Dengan demikian, pengetahuan baru yang disampaikan oleh guru dapat diinterpretasikan dalam kehidupan sehari-hari.
D.      Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Beberapa jenis strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut Kurniawan dalam tulisannya “Berbagai Jenis Strategi Pembelajran”, sebagai berikut :
a.       Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instructions)
Pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pedekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Melalui strategi ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur. Fokus utama strategi ini adalah kemampua akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
b.      Strategi Pembelajaran (Cooperative Learning)
Cooperative learning adalah strategi pembelajran yang menekankan pada proses kerja sama dalam suatu kelompok untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Melalui Cooperative learning, siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya.
Komponen yang penting dalam strategi pembelajaran ini adalah kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan memberikan dorongan atau motivasi. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk mmperjuangkan keberhasilan kelompoknya.
c.       Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi merupakan strategi pembelajaran yang menekankan proses penambahan rincian informasi sehingga informasi baru akan lebih bermakna. Beberapa bentuk strategi elaborasi, antara lain pembuatan catatan dan analogi. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses mencatat. Sementara analogi, merupakan cara belajar dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide.
d.      Strategi Organisasi
Strategi organisasi merupakan strategi yang dapat membantu siswa meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi tersebut juga berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi adalah outlining, yaitu garis besar. Siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
e.       Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran eksploitori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Kelebihan dari strategi ini adalah guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, serta bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
f.        Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri  merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
Kelebihan dari strategi inkuiri adalah menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, serta dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Sementara kelemahan dari strategi ini diantaranya sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar. Cara mengimplementasikannya kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
g.       Strategi Pembelajaran berbasis Masalah
Strategi pembelajaran inimerupakan rangkaian aktivitas pembelajran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data serta akhirnya menyimpulkan.
Setelah kita mengetahui berbagai jenis strategi pembelajaran, dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lainnya. Kualitas baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
E.     Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Dalam pembelajaran, seorang guru haruslah mampu memilih strategi yang cocok unuk diterapkan terhadap peserta didiknya dengan berbagai pertimbangan yang harus dipikirkan. Berikut adalah pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu:
a.    Pertimbangan yang berhubungan dengan kompetensi yang ingin dicapai
b.    Pertimbangan dari sudut siswa (kesesuaian dengan karakteristik siswa)
c.    Biaya yang murah à media
d.    Ketersediaan media
e.    Pertimbangan kepraktisan
F.        Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Dalam mengajar, seorang guru tentunya menggunakan strategi pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan secara baik dan sesuai dengan tujuan. Oleh suah itu, stategi pembelajaran membutuhkan prinsip-prinsip dalam penggunaannya. Prinsip-pinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Berorientasi pada tujuan segala aktivitas guru dan siswa harus diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
b.    Aktivitas Strategi pembelajaran harus selalu mendorong kepada aktivitas siswa
c.    Individualitas Pembelajaran difokuskan kepada usaha mengembangkan setiap individu siswa
d.    Integritas Proses pembelajaran harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa (Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa)



















BAB III
 PENUTUP

Kesimpulan
Pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik  belajar (mengubah tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian materi pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam mengembangkan strategi pembelajaran terdapat lima komponen strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyapaian informasi, partisipasi siswa, tes dan kegiatan lanjutan.
Menurut Gagne dalam The Conditions of Learning and Theory of Instruction, tujuan strategi pembelajaran dapat dijabarkan yaitu Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif  dan Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian terdapat jenis strategi pembelajaran yaitu  Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instructions), Strategi Pembelajaran (Cooperative Learning), Strategi Elaborasi, strategi organisasi, Strategi Pembelajaran Ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri dan Strategi Pembelajaran berbasis Masalah. Dalam strategi pembelajaran juga terdapat pertimbangan pemilihan srtategi pembelajaran dan prinsip – prinsip penggunaan strategi pembelajaran.













DAFTAR PUSTAKA

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.  

Daenangsari Riska, Macam-macam Strategi Pembelajaran. Diakses dari : http://www.slideshare.net/Rdsari/macammacam-strategi-pembelajaran pada tanggal 20 Oktober 2014. 

DESAIN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

DESAIN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran Administrasi Perkantoran






DISUSUN OLEH :
1.      RIA SEPTIANI                      12402241003
2.      LIA YULIA                            12402241004
3.      IRMA WIDYASTUTI           12402241006
4.      AZALIA HARUMI   12402241029
5.      NUR ARIFAH M                  12402241039



PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pendidikan menjadi hal yang utama dan pertama dalam meningkatkan pengatahuan anak. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membuat anak menjadi pandai dan dewasa sehingga dapat mengikuti pekembangan zaman. Proses pendidikan harus diatur sedemikian rupa dalam rangka mewujudnya anak didik yang pandai dan dewasa tersebut. Pendidikan akan berlangsung dengan baik apabila dalam proses belajar mengajarnya dipersiapkan terlebih dahulu. Beberapa hal disiapkan oleh pendidik agar proses belajar mengajar tersebut dengan tujuan agar berjalan dengan lancar dan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai.
Sebagai mahasiswa calon pendidik tentunya aktivitas-aktivitasnya tidak dapat dilepaskan dengan proses pembelajaran sehingga harus mengetahui tentang proses pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran merupakan proses yang sistematis dimana setiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Proses pembelajaran juga dikatakan sebagai suatu sistem dimana proses belajar mengajar saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka perlu adanya dpersiapan komponen-komponen pembelajaran.
Kegiatan menyiapkan komponen pembelajaran atau perencanaan desain ini diharapkan dapat mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan disertai dengan berbagai langkah antipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi. Oleh karena itu penyusunan makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa calon pendidik untuk memahami komponen pembelajaran terutama dalam kompeensi pembelajaran.


B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Kompetensi Pembelajaran?
2.      Apa saja Karakteristik Kompetensi Pembelajaran?
3.      Apa saja Unsur atau Elemen yang Terkandung dalam Konsep Kompetensi
4.      Apa Tujuan Pembelajaran?
5.      Bagaimana Indikator Pembelajaran yang Baik?
6.      Bagaimana Cara Mendesain Kompetensi Pembelajaran?

C.       TUJUAN
1.      Untuk mengerti dan memahami pengertian kompetensi pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui karakteristik kompetensi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui tentang unsur atau elemen yang terkandung dalam konsep konpetensi.
4.      Untuk mengetahui tujuan pembelajaran
5.      Untuk mengetahui dan memahami tentang indikator pembelajaran yang baik.
6.      Untuk memahami tetang cara mendesain kompetensi pembelajaran yang baik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Kompetensi Pembelajaran
Pengertian kompetensi berdasarkan definisi Mendiknas (SK.04/U/2002), bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang tertentu. Pengertian dari Mendiknas ini mengandung tiga hal pokok yang menjadi potensi dalam kompetensi. Ketiga hal tersebut yaitu akal berpikir (mental) yang berupa seperangkat tindakan cerdas, potensi perasaan (emosi) berupa rasa penuh tanggung jawab, dan potensi untuk melaksanakan tugas-tugas.
Menurut R.M. Guion dalam Spencer and Spencer mendefinisikan kemampuan atau kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya.
Mereka juga mengkatagorikan kompetensi ke dalam dua bagian, yaitu Threshold Competences dan Differentianting Competence. Threshold Competences adalah karakteristik esensial (biasanya pengetahuan atau keterampilan dasar, seperti kemampuan membaca) yang seseorang butuhkan untuk menjadi efektif dalam suatu pekerjaan, tetapi bukan untuk membedakan pelaku superior dari yang rata-rata. Contoh, pengetahuan pedagang tentang produk atau kemampuan mengisi faktur. Differentiating Competences membedakan pelaku yang superior dari yang biasanya. Contoh orientasi prestasi yang diekspresikan dalam tujuan seseorang adalah lebih tinggi dari yang dikehendaki oleh organisasi.
Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan kompetensi peserta didik dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud belajar. Dengan adanya desain kompetensi pembelajaran, penilaian pembelajaran yang berdasarkan kompetensi dapat dilakukan secara objektif berdasarkan hasil kerja dengan bukti penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

B.       Karakteristik Kompetensi Pembelajaran
Menurut Spencer and Spencer, kompetensi terdiri dari 5 karakteristik yaitu:
1.      Motives
Hal ini dimaksudkan bahwa seseorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan. Misalnya seseorang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan yang memberikan tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan semacam umpan balik untuk memperbaiki diri. Jadi kompetensi pembelajaran yang baik adalah kompetensi yang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga menghasilkan prestasi yang baik dan dapat memberikan tantangan untuk menjadi lebih baik.
2.      Traits
Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon. Kompetensi pembelajaran membuat peserta didik memiliki watak dimana watak tersebut dijadikan patokan dalam berperilaku sehingga kompetensi pembelajaran harus membuat peserta didik yang berwatak baik.
3.      Self concept
Self concept adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai tersebut diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi kompetensi pembelajaran memuat penilaian peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya.
4.      Knowledge
Knowledge diartikan sebagai informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang sangat kompleks. Jadi kompetensi pembelajaran memuat pengetahuan yang akan diberikan kepada peserta didik.
5.      Skills
Skills adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Dalam kompetensi pembelajaran harus diketahui dengan jelas kemampuan apa yang akan didapatkan peserta didik.

C.       Unsur atau Elemen yang Terkandung dalam Konsep Kompetensi
1.      Pengetahuan (knowlegde), yaitu kesadaran dibidang kognitif. Misalnya seorang guru mengetahui cara melaksankan kegiatan identifikasi, penyuluhan, dan proses pembelajaran terhadap warga belajar.
2.      Pengertian (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang dimiliki siswa. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan harus memiliki pemahaman yang baik tentagn keadaan dan kondisi warga belajar di lapangan, sehingga dapat melaksanakan program kegiatan secara baik dan efektif.
3.      Keterampilan (skill), yaitu kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk menyusun alat peraga pendidikan secara sederhana.
4.      Nilai (value), yaitu suatu norma yang telah diyakini atau secara psikologis telah menyatu dalam diri individu.
5.      Minat (interest), yaitu keadaan yang mendasari motovasi individu, keinginan yang berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Misalnya, guru yang baik selalu tertarik kepada warga belajar dalam hal membina, dan memotivasi mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.

D.       Tujuan Pembelajaran
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu diskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa tujuan pembelajaran adalah:
1.      Tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.      Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
3.      Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan mengajarnya secara lebih mandiri.
4.      Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar.
5.      Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran.
6.      Memudahkan guru mengadakan penilaian.

E.        Indikator Pembelajaran
Indikator merupakan rumusan kompetensi yang lebih spesifik yang menunjukan ciri-ciri penguasaan suatu kompetensi dasar atau sub kompetensi. Sebuah kompetensi dasar memiliki beberapa bukti atau tanda penguasaan. Menurut E. Mulyasa, indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Idikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.
Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangakan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam kompetensi dasar.
2.      Karakteristik mata pelajaran,  peserta didik dan sekolah .
3.      Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.      Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi 3 indikator.
2.      Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3.      Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4.      Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencangkurp 2 aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5.      Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran, sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6.      Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencangkup ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.

F.        Cara Mendesain Kompetensi Pembelajaran
1)      Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi yang mendasar.
2)      Mengidentifikasi kompetensi pembelajaran.
Penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi pembelajaran. Kompetensi harus dijabatkan secara khusus yang telah divalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya terhadap keberhasilan dan efektifitas belajar mengajar. Dalam mengidentifikasi kompetensi, dapat dilakukan dengan:
a)      Pendekatan analisis tugas untuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru yang kemudian dapat diketahui apakah peserta didiknya telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang ditentukan atau belum.
b)      Pendekatan memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa disekolah. Langkah pertama pada langkah ini bertitik tolak pada ambisi, nilai-nilai dan pandangan siswa. Ketiga langkah tersebut menjadi landasan untuk mengidentifikasi kompetensi yang berasumsi bahwa terdapat hubungan yang erat antara persiapan guru dan hasil yang diinginkan siswa.
c)      Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan menspesipikasikan kebutuhan masyarakat terutama masyarakat sekolah maka selanjutnya disusun program pendidikan. Pendekatan ini berasumsi bahwa pengetahuan tetang masyarakat yang nyata dan penting dapat menjadi program sekola yang dituangkan dalam program pembelajaran. Kelemahan pendekatan ini ialah sangat sulit menemukan kebutuhan masyarakat yang tepat, tepat, dan lengkap karena kebutuhan masyrakat selalu berubah.

3)      Menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi
Dalam langkah ini kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan diperkhusus dan dirumuskan menjadi eksplisit dan dapat diamati. Dipertimbangkan juga masalah target populasi dalam konteks pelaksanaannya, hambatan, waktu pelaksanaan dan pameter sumber.
4)      Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment
Penentuan jenis-jenis penilaian yang digunakan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian kompetensi.
5)      Pengelompokkan dan penyusunan tujuan pembelajaran
Pada langkah ke lima ini dilakukan penyusunan sesuai dengan urutan maksud-maksud intruksional.
6)      Desain strategi pembelajaran
7)      Mengorganisasikan sistem pengolahan
8)      Melaksanakan percobaan program
9)      Menilai desain pembelajaran
10)  Memperbaiki program
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pengertian kompetensi berdasarkan definisi Mendiknas (SK.04/U/2002), bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang tertentu. Adapun karakteristik kompetensi pembelajaran diantaranya:
1.      Motives,
2.      Traits,
3.      Self concept,
4.      Knowledge, dan
5.      Skills.
Unsur atau Elemen yang Terkandung dalam Konsep Kompetensi
1.       Pengetahuan (knowlegde),
2.       Pengertian (understanding),
3.       Keterampilan (skill),
4.       Nilai (value), dan
5.      Minat (interest).
Dalam kompetensi pembelajaran terdapat tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran . tujuan pembelajaran merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) tujuan pembelajaran merupakan hal-hal yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oelh siswa pada kondisi dan tingkat kemampuan tertentu. Sedangkan indikator pembelajaran menurut  E Mulyasa adalah penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Kompetensi pembelajaran juga dapat didesain sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dikelas berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

B.Uno, Hamzah. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif. Dan Efektif . Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munthe, Bermawy. 2014. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Akhad Sudrajat. 2009. Tujuan Pembelajaran sebagai Komponen Penting dalam Pembelajaran diakses dari http://akhadsudrajat.wordpress.com  diunduh pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB

Winur. 2009. Pengertian Kompetensi Indikator diakses dari http://d-winur.blogspot.com pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 13.10 WIB.

Mamam. 2013. Desain Kompetensi Pembelajaran diakses dari http://mamanpermatahati.blogspot.com pada tanggal 9 Oktober 2014, pukul 14.00 WIB

http://tirman.wordpress.comkuliah-ppap , diunduh pada tanggal 9 Oktober 2014, pukul 14.15 WIB