DESAIN
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perencanaan
Pembelajaran Administrasi Perkantoran
DISUSUN
OLEH :
1.
RIA
SEPTIANI 12402241003
2.
LIA
YULIA 12402241004
3.
IRMA
WIDYASTUTI 12402241006
4.
AZALIA
HARUMI 12402241029
5.
NUR
ARIFAH M 12402241039
PRODI
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
menjadi hal yang utama dan pertama dalam meningkatkan pengatahuan anak. Pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang membuat anak menjadi pandai dan dewasa
sehingga dapat mengikuti pekembangan zaman. Proses pendidikan harus diatur
sedemikian rupa dalam rangka mewujudnya anak didik yang pandai dan dewasa
tersebut. Pendidikan akan berlangsung dengan baik apabila dalam proses belajar
mengajarnya dipersiapkan terlebih dahulu. Beberapa hal disiapkan oleh pendidik
agar proses belajar mengajar tersebut dengan tujuan agar berjalan dengan lancar
dan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai.
Sebagai
mahasiswa calon pendidik tentunya aktivitas-aktivitasnya tidak dapat dilepaskan
dengan proses pembelajaran sehingga harus mengetahui tentang proses
pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran merupakan proses yang sistematis dimana
setiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Proses
pembelajaran juga dikatakan sebagai suatu sistem dimana proses belajar mengajar
saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.Tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka perlu adanya dpersiapan komponen-komponen
pembelajaran.
Kegiatan
menyiapkan komponen pembelajaran atau perencanaan desain ini diharapkan dapat
mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan disertai
dengan berbagai langkah antipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Oleh karena itu penyusunan makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
calon pendidik untuk memahami komponen pembelajaran terutama dalam kompeensi
pembelajaran.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Pengertian Kompetensi Pembelajaran?
2. Apa
saja Karakteristik Kompetensi Pembelajaran?
3. Apa
saja Unsur atau Elemen yang Terkandung dalam Konsep Kompetensi
4. Apa
Tujuan Pembelajaran?
5. Bagaimana
Indikator Pembelajaran yang Baik?
6. Bagaimana
Cara Mendesain Kompetensi Pembelajaran?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengerti dan memahami pengertian kompetensi pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui karakteristik kompetensi pembelajaran
3. Untuk
mengetahui tentang unsur atau elemen yang terkandung dalam konsep konpetensi.
4. Untuk
mengetahui tujuan pembelajaran
5. Untuk
mengetahui dan memahami tentang indikator pembelajaran yang baik.
6. Untuk
memahami tetang cara mendesain kompetensi pembelajaran yang baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kompetensi Pembelajaran
Pengertian
kompetensi berdasarkan definisi Mendiknas (SK.04/U/2002), bahwa kompetensi
merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh
seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas dibidang tertentu. Pengertian dari Mendiknas ini mengandung tiga
hal pokok yang menjadi potensi dalam kompetensi. Ketiga hal tersebut yaitu akal
berpikir (mental) yang berupa seperangkat tindakan cerdas, potensi perasaan
(emosi) berupa rasa penuh tanggung jawab, dan potensi untuk melaksanakan
tugas-tugas.
Menurut
R.M. Guion dalam Spencer and Spencer mendefinisikan kemampuan atau kompetensi
sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan
cara-cara berperilaku atau berpikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus
dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
kemampuan adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa
dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya.
Mereka
juga mengkatagorikan kompetensi ke dalam dua bagian, yaitu Threshold Competences dan Differentianting
Competence. Threshold Competences adalah karakteristik esensial (biasanya
pengetahuan atau keterampilan dasar, seperti kemampuan membaca) yang seseorang
butuhkan untuk menjadi efektif dalam suatu pekerjaan, tetapi bukan untuk
membedakan pelaku superior dari yang rata-rata. Contoh, pengetahuan pedagang
tentang produk atau kemampuan mengisi faktur. Differentiating Competences membedakan pelaku yang superior dari
yang biasanya. Contoh orientasi prestasi yang diekspresikan dalam tujuan
seseorang adalah lebih tinggi dari yang dikehendaki oleh organisasi.
Dalam
proses belajar mengajar, keberhasilan kompetensi peserta didik dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat
dinilai sebagai wujud belajar. Dengan adanya desain kompetensi pembelajaran,
penilaian pembelajaran yang berdasarkan kompetensi dapat dilakukan secara
objektif berdasarkan hasil kerja dengan bukti penguasaan peserta didik terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
B. Karakteristik
Kompetensi Pembelajaran
Menurut Spencer and
Spencer, kompetensi terdiri dari 5 karakteristik yaitu:
1. Motives
Hal ini dimaksudkan
bahwa seseorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan.
Misalnya seseorang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan
tujuan-tujuan yang memberikan tantangan pada dirinya sendiri dan
bertanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan
semacam umpan balik untuk memperbaiki diri. Jadi kompetensi pembelajaran yang
baik adalah kompetensi yang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik
sehingga menghasilkan prestasi yang baik dan dapat memberikan tantangan untuk
menjadi lebih baik.
2. Traits
Traits adalah watak
yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon.
Kompetensi pembelajaran membuat peserta didik memiliki watak dimana watak
tersebut dijadikan patokan dalam berperilaku sehingga kompetensi pembelajaran
harus membuat peserta didik yang berwatak baik.
3. Self concept
Self
concept adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
seseorang. Sikap dan nilai tersebut diukur melalui tes kepada responden untuk
mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang
untuk melakukan sesuatu. Jadi kompetensi pembelajaran memuat penilaian peserta
didik baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya.
4. Knowledge
Knowledge
diartikan sebagai informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.
Pengetahuan merupakan kompetensi yang sangat kompleks. Jadi kompetensi
pembelajaran memuat pengetahuan yang akan diberikan kepada peserta didik.
5. Skills
Skills
adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun
mental. Dalam kompetensi pembelajaran harus diketahui dengan jelas kemampuan
apa yang akan didapatkan peserta didik.
C. Unsur
atau Elemen yang Terkandung dalam Konsep Kompetensi
1. Pengetahuan
(knowlegde), yaitu kesadaran dibidang
kognitif. Misalnya seorang guru mengetahui cara melaksankan kegiatan
identifikasi, penyuluhan, dan proses pembelajaran terhadap warga belajar.
2. Pengertian
(understanding), yaitu kedalaman
kognitif dan efektif yang dimiliki siswa. Misalnya seorang guru yang akan
melaksanakan kegiatan harus memiliki pemahaman yang baik tentagn keadaan dan
kondisi warga belajar di lapangan, sehingga dapat melaksanakan program kegiatan
secara baik dan efektif.
3. Keterampilan
(skill), yaitu kemampuan individu
untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya,
kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk menyusun alat peraga pendidikan secara
sederhana.
4. Nilai
(value), yaitu suatu norma yang telah
diyakini atau secara psikologis telah menyatu dalam diri individu.
5. Minat
(interest), yaitu keadaan yang
mendasari motovasi individu, keinginan yang berkelanjutan, dan orientasi
psikologis. Misalnya, guru yang baik selalu tertarik kepada warga belajar dalam
hal membina, dan memotivasi mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang
diharapkan.
D. Tujuan
Pembelajaran
Merujuk pada tulisan
Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David
E Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan suatu pernyataan
yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry
Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu Oemar Hamalik (2005)
menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu diskripsi mengenai tingkah
laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Meski para ahli
memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk
pada esensi yang sama, bahwa tujuan pembelajaran adalah:
1. Tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Tujuan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
3. Memudahkan
dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga
siswa dapat melakukan perbuatan mengajarnya secara lebih mandiri.
4. Memudahkan
guru memilih dan menyusun bahan ajar.
5. Membantu
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran.
6. Memudahkan
guru mengadakan penilaian.
E.
Indikator Pembelajaran
Indikator merupakan rumusan
kompetensi yang lebih spesifik yang menunjukan ciri-ciri penguasaan suatu
kompetensi dasar atau sub kompetensi. Sebuah kompetensi dasar memiliki beberapa
bukti atau tanda penguasaan. Menurut E. Mulyasa, indikator merupakan penjabaran
dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Idikator juga dikembangkan
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik
dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan
diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat
penilaian.
Sedangkan menurut Darwin Syah
indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan
atau respon yang dilakukan siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa memiliki
kompetensi dasar tertentu. Jadi indikator adalah kompetensi dasar secara
spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan
juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok
bahasan atau mata pelajaran tertentu.
Adapun dalam mengembangkan
indikator perlu mempertimbangakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
kompetensi dasar.
2. Karakteristik
mata pelajaran, peserta didik dan
sekolah .
3. Potensi
dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.
Dalam
merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap
KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi 3 indikator.
2. Keseluruhan
indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal
KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik.
3. Indikator
yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4. Rumusan
indikator sekurang-kurangnya mencangkurp 2 aspek, yaitu tingkat kompetensi dan
materi pembelajaran.
5. Indikator
harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran, sehingga menggunakan
kata kerja operasional yang sesuai.
6. Rumusan
indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencangkup ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.
F.
Cara Mendesain Kompetensi Pembelajaran
1) Spesifikasi
asumsi-asumsi atau preposisi yang mendasar.
2) Mengidentifikasi
kompetensi pembelajaran.
Penyusunan rencana
pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi pembelajaran. Kompetensi harus
dijabatkan secara khusus yang telah divalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya
terhadap keberhasilan dan efektifitas belajar mengajar. Dalam mengidentifikasi
kompetensi, dapat dilakukan dengan:
a) Pendekatan
analisis tugas untuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru yang kemudian dapat diketahui apakah
peserta didiknya telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang
ditentukan atau belum.
b) Pendekatan
memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa disekolah. Langkah pertama
pada langkah ini bertitik tolak pada ambisi, nilai-nilai dan pandangan siswa. Ketiga
langkah tersebut menjadi landasan untuk mengidentifikasi kompetensi yang
berasumsi bahwa terdapat hubungan yang erat antara persiapan guru dan hasil
yang diinginkan siswa.
c) Pendekatan
berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan
menspesipikasikan kebutuhan masyarakat terutama masyarakat sekolah maka
selanjutnya disusun program pendidikan. Pendekatan ini berasumsi bahwa
pengetahuan tetang masyarakat yang nyata dan penting dapat menjadi program
sekola yang dituangkan dalam program pembelajaran. Kelemahan pendekatan ini
ialah sangat sulit menemukan kebutuhan masyarakat yang tepat, tepat, dan
lengkap karena kebutuhan masyrakat selalu berubah.
3) Menggambarkan
secara spesifik kompetensi-kompetensi
Dalam langkah ini
kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan diperkhusus dan dirumuskan menjadi
eksplisit dan dapat diamati. Dipertimbangkan juga masalah target populasi dalam
konteks pelaksanaannya, hambatan, waktu pelaksanaan dan pameter sumber.
4) Menentukan
tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment
Penentuan jenis-jenis
penilaian yang digunakan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian kompetensi.
5) Pengelompokkan
dan penyusunan tujuan pembelajaran
Pada langkah ke lima
ini dilakukan penyusunan sesuai dengan urutan maksud-maksud intruksional.
6) Desain
strategi pembelajaran
7) Mengorganisasikan
sistem pengolahan
8) Melaksanakan
percobaan program
9) Menilai
desain pembelajaran
10) Memperbaiki
program
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian
kompetensi berdasarkan definisi Mendiknas (SK.04/U/2002), bahwa kompetensi
merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh
seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas dibidang tertentu. Adapun karakteristik kompetensi pembelajaran
diantaranya:
1. Motives,
2. Traits,
3. Self concept,
4. Knowledge, dan
5. Skills.
Unsur atau Elemen yang Terkandung dalam Konsep
Kompetensi
1.
Pengetahuan (knowlegde),
2.
Pengertian (understanding),
3.
Keterampilan (skill),
4.
Nilai (value), dan
5. Minat
(interest).
Dalam
kompetensi pembelajaran terdapat tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran
. tujuan pembelajaran merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) tujuan
pembelajaran merupakan hal-hal yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
oelh siswa pada kondisi dan tingkat kemampuan tertentu. Sedangkan indikator
pembelajaran menurut E Mulyasa adalah
penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan
respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Kompetensi
pembelajaran juga dapat didesain sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran
dikelas berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
B.Uno, Hamzah. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang Kreatif. Dan Efektif . Jakarta: PT Bumi Aksara.
Munthe, Bermawy. 2014. Desain Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Akhad Sudrajat. 2009. Tujuan Pembelajaran sebagai
Komponen Penting dalam Pembelajaran diakses dari http://akhadsudrajat.wordpress.com diunduh pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul
13.00 WIB
Winur. 2009. Pengertian Kompetensi Indikator diakses
dari http://d-winur.blogspot.com
pada tanggal 10 Oktober 2014, pukul 13.10 WIB.
Mamam. 2013. Desain Kompetensi Pembelajaran diakses
dari http://mamanpermatahati.blogspot.com
pada tanggal 9 Oktober 2014, pukul 14.00 WIB
http://tirman.wordpress.comkuliah-ppap
, diunduh pada tanggal 9 Oktober 2014, pukul 14.15 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar